Mutasi Corona 10x Lebih Menular Ditemukan, Nasib Vaksin?

bungotoday.com – Sejumlah peneliti menemukan virus corona yang bermutasi menjadi 10 kali lebih menular atau D614G. Lantas bagaimana pengembangan vaksin Covid-19?

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan dari 24 whole Genomesequencing (pengurutan keseluruhan genom untuk membuat vaksin yang tepat) yang ada dalam bank data Covid-19, sebanyak 9 diantaranya sudah bermutasi ke D614G.

“Namun yang paling penting belum ada bukti keberadaan yang menyebabkan infeksi berat. Meski tak berbahaya, keparahan, tetap harus meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya Bambang Brodjonegoro dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (8/9/2020).

Bambang Brodjonegoro mengatakan keberadaan mutasi D614G tak mengganggu upaya pengembangan bibit vaksin merah putih. Mutasi ini tidak menyerang reseptor area dari pembuatan vaksin yng ditargetkan.

“Vaksin merah putih buatan anak bangsa individu atau institusi. Proses di Indonesia diharapkan efektif dan cocok. Saat ini dikembangkan oleh LBM Eijkman, ada Bio Farma dan lembaga lain,” jelasnya.

Ketua LBM Eijkman Institute Amin Soebandrio menjelaskan mutasi D614G sudah terjadi sejak Januari tetapi di China dan Jerman. Pada maret sudah ada 1.300 kasus dan terus meningkat. Hingga saat ini lebih dari 78% dari 90.000 virus yang dilaporkan mengandung mutasi D614G.

“Sejak ditemukan kemudian dipelajari di laboratorium, virus tersebut bisa infeksi sel manusia lebih cepat dari virus yang tidak memiliki mutasi. Diamati di laboratorium menunjukkan infeksi lebih cepat, tetapi belum ada data ilmiah kuat bahwa virus ini menyebar lebih cepat, misalnya super spreader belum terbukti,” jelasnya.

Amin Soebandrio menambahkan belum ada juga bukti mutasi D614G menyebabkan penyakit lebih berat dan susah diobati.

“Terkait pekerjaan kami, pengembangan vaksin, mutasi terjadi di spike protein tak mengganggu bagian spike protein yang nenempel pada reseptor sel manusia. Adanya mutasi itu tak mengganggu kinerja vaksin,” pungkasnya. (cncb)