Muara Bungo, bungotoday.com – Bupati Mashuri dalam melaksanakan pembangunan betul-betul sangat memperhatikan bidang kesehatan. Baru empat tahun kepemimpinannya bersama H Safruddin Dwi Aprianto, sudah tiga gedung bertingkat yang dibangun di RSUD H Hanafie Muarabungo. Dan itu akan terus ditingkatkan, sehingga impian Bungo menjadi “kiblat” Wilayah Barat Provinsi Jambi bidang kesehatan bisa terwujud.
Calon Bupati Nomor 2 Mashuri menyebutkan, RSUD ini awalnya dibangun oleh Bupati H Hasan. Kemudian diteruskan oleh Bupati H Abdul Muthalib, lalu Bupati Sopyan Ali. Setelah itu dilanjutkan oleh Bupati H Zulfikar Achmad. “Zaman Pak Zulfikar dibangun satu gedung empat lantai. Sangat megah, empat lantai. Setelah itu dilanjutkan oleh Bupati Pak Sudirman. Selama Pak Sudirman itu tidak ada gedung yang dibangun di rumah sakit itu,” ungkap Mashuri saat bertemu dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda dan mak-mak Dusun Tanah Periuk, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas di kediaman H Ismail Buzar, Kamis (6/11).
Kemudian Bupati ke Mashuri. “Kami selama empat tahun menjadi Bupati di Kabupaten Bungo, kami telah membangun tiga. Zulfikar empat lantai, sebelah lagi dibangun oleh Haji Mashuri, empat lantai. Sekarang sudah nyatu gedung tu, ado jalan dibawah. Nyatu gedung itu kito bikin tanggo penghubung,” papar Bupati non aktif karena masa kampanye ini.
Itu kata Mashuri pada tahun pertama. Pada tahun kedua katanya, disebelah yang empat lantai telah dibangun gedung dua lantai. “Kalau bapak-bapak ke rumah sakit nampak, kami bangun duo lantai,” katanya. Tidak hanya itu, pada tahun ketiga,Mashuri juga membangun gedung tiga lantai. “Kalau bapak-bapak ke arah kamar mayit ke belakang nampak ado bangunan rencananyo tigo lantai gedung. Itu nanti untuk 300 tempat tidur pasien di rumah sakit, walaupun belum selesai, Insya Allah terus dilanjutkan pembangunannya,” paparnya.
Kami kata Mashuri, empat tahun tiga gedung yang besarnya hampir sama telah kami bangun di RSUD H Hanafie. “Baru empat tahun. Jadi kalau ado yang ngatokan empat tahun ini belum nampak pembangunan di Kabupaten Bungo, berarti mereka tidak tinggal di Bungo, itu baelah. Kalau di dusun ngato dak ado pembangunan di dusun, berarti dio tidak tinggal di dusun, itu bae. Kalau dio tinggal di dusun pasti nampak pembangunan itu,” ungkap suami Dr Hj Verawaty ini. (TMC)