Muara Bungo, bungotoday.com – Masa kepemimpinan H Mashuri-H Safruddin Dwi Apriyanto (Hamas-Apri), pembangunan di Kabupaten Bungo di sejumlah sektor mengalami kemajuan yang pesat. Salah satunya dengan berdirinya Kantor Imigrasi di Kabupaten Bungo, sehingga sangat memudahkan warga untuk berpergian ke luar negeri.
Calon Bupati nomor 2, H Mashuri menyebutkan, empat tahun ini, bukan hanya saja bandara yang diperhatikan, tapi juga bagaimana mempermudah orang untuk pergi dan keluar negeri.
Maka selama kepemimpinan Mashuri lah ada kantor imigrasi di Kabupaten Bungo. “Saya undang menteri datang, saya undang dirjen datang. Saya datang sendiri ke tempat menteri itu, Pak Menteri (Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly), datanglah ke Bungo, alhamdulillah pak menteri datang,” ungkap Mashuri dihadapan sejumlah warga yang sebelumnya pendukung pasangan SZ-Erick beralih mendukung Hamas-Apri di Posko Pemenangan Hamas-Apri, Rabu (4/11/2020).
Sewaktu datang ke Bungo, Menteri Yasona kata Mashuri sangat kagum dan menyebutkan perkembangan Kabupaten Bungo sangat luar biasa.
“Kalau orang sekali setahun ke Bungo dio secara jujur pasti orang ngatokan kota Bungo luar biaso. Itu diakui, diakui oleh pemerintah,” paparnya.
“Kito dapat adipura dari Bapak Presiden jugo dapat penghargaan-penghargaan yang lain, dan terakhir kito dapat penghargaan daerah terbaik pengendali inflasi daerah di Republik ini. Agi jugo ndak bantah kito ko, Presiden be ngakui kito yang ilok, kito dewek dak ngakui, yo ntah lah…, dak tau lagi kito, tapi yo seperti itulah,” sebut Mashuri lagi.
Mashuri menjelaskan bahwa tolak ukur majunya kabupaten bukanlah dari penilaian sendiri.
“Dikit b, tanyo dengan Bupatinyo, Pak Bupati dapat Adipura ndak?, kalau jawabannya ndak. Belum. Oi kami hebat, laporan keuangan kami transparan, mantaplah galonyo. Dikit bae, pak laporan keuangannya dapat WTP ndak?, kalau dak, dak hebat,” lanjut Mashuri.
“Itulah ado ukurannyo. Siapo yang ngato hebat, bukan kito. Presiden yang ngato hebat, menteri yang ngato hebat, kalau kito dewek ngato kito hebat menteri dak ngato kito hebat, berarti kito lebih hebat dari menteri, itu baelah,” sebut Mashuri lagi.
Pada kesempatan itu, Mashuri juga menyebutkan adanya banyak bully-an soal jalan yang rusak. Katanya, dalam membangun bukan hanya fisik dan bukan jalan saja. Jalan itu hanya sebagian kecil dari pembangunan. Bisa saja semua itu diperbaiki sekaligus. Mulus. Cuma setelah itu uang untuk sekolah tidak ada lagi, untuk sehat tidak ada lagi.
“Sekarang yang saya tengok, yang dibully cuma jalan. Kalau kito mau jujur, sayo contohkan pergi ke Bathin III Ulu, kito total jalannya sekitar 60 kilo, paling yang buruk itu tigo kilo empat kilo, gelombang dikit, lobang dikit. Tapi biaslah, zamannya kini macam itulah,” ujarnya. (tmc)