Karyawan Tak Digaji 7 Bulan Manajemen PT INTI Buka-bukaan

Foto: PT Inti (Kementerian BUMN)

bungotoday.com – Manajemen PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT INTI buka suara merespons kabar karyawan yang sudah tidak digaji selama 7 bulan. Kondisi ekuitas perusahaan yang negatif membuat perseroan sulit memenuhi kewajiban kepada karyawan.

Direktur Utama PT INTI Otong Iip mengatakan bahwa pembayaran gaji karyawan mulai tertunda sejak Mei 2019. Namun begitu pihak manajemen tetap berusaha membayarkan gaji sesuai dengan kemampuan kas perusahaan.

“Pembayaran utang gaji secara bulanan terus dilakukan dan tercatat selama kurun waktu tahun 2020, setiap bulan ada pembayaran angsuran utang gaji hingga Agustus 2020. Pada bulan Agustus 2020, karyawan menerima angsuran utang gaji untuk gaji bulan Februari 2020 senilai satu juta rupiah per pegawai,” kata Otong, dalam keterangan resmi, Kamis (10/9/2020).

Otong menjelaskan cash flow operation dan ekuitas perusahaan saat ini negatif, ini yang menyebabkan perusahaan sulit membayarkan gaji karyawan. Ini sudah terjadi dalam lima tahun terakhir, terhitung sejak 2014 hingga 2019, di mana laba ditahan pada neraca perusahaan sudah negatif.

“Salah satu penyebabnya dikarenakan proyek-proyek masa lalu yang dikerjakan oleh perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini terus berlanjut hingga perusahaan memiliki utang non produktif mencapai 90%,” kata Otong.

Pada akhir tahun 2019, manajemen baru mulai melakukan program transformasi pada lingkup Bisnis, Keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan proses bisnis serta tata kelola perusahaan sekaligus melakukan restrukturisasi utang dan optimalisasi aset.

Hal ini didukung dengan masuknya INTI ke dalam klaster Industri Telekomunikasi di dalam pengelolaan Kementerian BUMN sehingga perusahaan memiliki arah dan fokus bisnis yang lebih jelas dengan lebih memfokuskan pelanggan Telkom Group.

Kondisi keuangan perusahaan pada Januari hingga Agustus 2020 berada dalam kondisi yang mulai membaik. Hal ini ditunjukkan dengan posisi pertumbuhan pendapatan, EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) dan net income (pendapatan bersih) tumbuh secara signifikan, meskipun secara cash flow operation (CFO) masih negatif karena menanggung utang masa lalu yang cukup besar.

Solusi yang tengah dijalankan manajemen saat ini dalam upaya penyehatan perusahaan dilakukan melalui transformasi bisnis dengan memperbesar pola Business to Business (B2B) dengan Telkom Group, transformasi keuangan dengan melakukan restrukturisasi atas utang INTI dan perolehan dana talangan dari berbagai sumber dengan tetap berpedoman pada kaidah tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).

Sebelumnya, Ketua Serikat Pekerja INTI Ridwan Al Faruq mengatakan setiap bulan, seluruh karyawan mengalami ketidakpastian karena pemberitahuan tak akan dibayarkan gaji disampaikan setiap akhir bulan jelang pay day. Selama masa itu juga para karyawan ini tetap bekerja full seperti biasanya.

“Bahwa sampai saat ini Perusahaan masih belum memenuhi hak-hak karyawan PT INTI, dari bulan Februari 2020,” kata Ridwan kepada CNBC Indonesia, Senin (7/9/2020).

Dia mengungkapkan, terakhir pembayaran gaji terjadi pada Februari namun karyawan hanya dibayarkan Rp 1 juta saja. Di bulan-bulan berikutnya perusahaan hanya menerima pemberitahuan dari perusahaan.

“Terkait yang Rp 1 juta memang itu usaha maksimal manajemen cara dana sana sini,” ungkapnya.

Ridwan mengungkapkan saat ini para karyawan membutuhkan perhatian dari Kementerian BUMN untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Namun hingga saat ini masih belum ada perhatian kementerian mengenai hal tersebut. (cncb)