Ada Potensi Kecurangan, Akademisi di Jambi Minta KPU Jujur dalam Tegakkan Demokrasi

Jambi, bungotododay.com – Hasil hitung cepat dari beberapa lembaga survei di Pilgub Jambi 2020 memiliki perbedaan, tentunya hal ini membuat rekapitulasi dan pleno di tingkat kecamatan yang prosesnya telah dimulai sejak kemarin (11/12/2020) menjadi cukup rentan akan adanya kecurangan.

Seperti yang disampaikan oleh akademisi UIN STS Jambi, Dr Asad Isma. Ia beranggapan proses kecurangan dalam manipulasi data dari tingkat kecamatan bisa ada.

“Potensi kecurangan itu ada. Santer terdengar upaya mempengaruhi penyelenggara pemilu, dengan uang ratusan juta untuk mengubah rekap suara di dalam C 1,” ungkap Asad Isma, Sabtu malam (12/12/2020).

Maka dari itu, ia menghimbau semua pihak termasuk penyelenggara pemilu agar bisa bekerja sesuai dengan regulasi dan menegakkan prinsip prinsip demokrasi dengan kejujuran dan acountabel.

“Jangan sampai mencederai demokrasi dengan melakukan kecurangan. Terutama kita minta kepada bawaslu harus menindak tegas dan mempidanakan pihak pihak yang melakukan kecurangan,” kata dia.

Dikatakan Asad, semua daerah berpotensi adanya kecurangan khususnya di Kabupaten Sarolangun.

“karena ada upaya pihak pihak tertentu, merayu penyelenggara pemilu ditingkat kecamatan, karena sekarang masih kecamatan yang sedang berlangsung pleno rekapitulasi suara,” kata Asad.

Lebih lanjut, Asad menegaskan kepada seluruh pihak untuk bersama sama mengawasi dan mengawal proses perhitungan suara pilgub ini.

“Ya tapi proses rekapitulasi suara tetap di kawal,” tegasnya.

Untuk diketahui berdasarkan hasil hitung suara KPU sementara di pilkada2020.kpu.go.id pada Sabtu (12/12/2020), pukul 20:27 WIB, dengan data yang sudah masuk 75,64%,  pasangan Al Haris-Sani masih memimpin dengan perolehan suara 38,8 persen. (btc/red)