Bungotoday.com – Pemerintah mewacanakan akan menghapus bahan bakar minyak (BBM) RON rendah premium dan pertalite. Menanggapi hal ini Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengatakan tidak masalah jika premium dan pertalite mau dihilangkan.
Hal yang terpenting adalah agar BBM yang dijual ke masyarakat tetap dengan harga yang murah. Sehingga misal dua jenis BBM ini dihilangkan, maka harga pertamax harus diturunkan. Misalnya dari harga sebelumnya sekitar Rp 10.000 menjadi Rp 8.000.
“Mana yang lebih baik, pertamax diturunkan atau premium dihilangkan, kita tahu sama saja kalau subsidi premium merusak lingkungan,” ungkapnya dalam Rapat Kerja di Komisi VII DPR RI, Jumat, (26/06/2020).
Hal senada disampaikan Anggota Komisi VII DPR lain dari fraksi Demokrat Sartono Hutomo. Ia mengatakan jika harus dihilangkan maka perlu ada penggantinya dengan harga yang sama, karena ini akan berdampak pada masyarakat luas apalagi dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini.
“Tahu-tahu akan hilang tidak dijual. Apakah juga jadi beban Pertamina yang menumpuk tidak terbayar oleh Pemerintah akhirnya jadi suatu kebijakan, subsidi kita hilangkanlah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan jika BBM jenis Premium sudah banyak ditinggalkan. Ia menyebut hanya tujuh negara miskin yang masih memproduksi premium. BBM RON rendah, lanjut Ahok, berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan.
Ia mencontohkan di Jakarta. Ketika masih menjabat sebagai gubernur, Ahok menyediakan rumah susun hingga menggratiskan TransJakarta bagi orang miskin. Efeknya, orang miskin tidak butuh ongkos untuk transportasi, sehingga bensin tidak lagi dibutuhkan.
“Kenapa subsidi bensin, dibeli orang dicampur sama Pertamax, dari oktan 88 jadi oktan 90 dia jualan. Tapi kalau mau kita cabut dia bilang tidak berpihak pada orang miskin. Kan lucu kan,” tutur Ahok. (cnbc/btc)